"Coretan Seorang Putus Asa"

15.01 Posted In Edit This 2 Comments »
Saat aku sendiri, terkadang ketakutan datang merasuk pikiran dan jiwaku. Segalanya begitu buram dan kabur. Bagaikan menyetir mobil di pagi buta dengan kabut tebal yang menutupi pemandangan jalan. Aku tak tau apa yang akan terjadi di depan sana, di masa depanku. Terkadang gelisah sendiri akan semua masalah yang membuatku depresi. Tak ada jalan keluar. Aku seperti terkurung di sebuah kotak hitam yang tak dapat kutemukan pintu keluarnya. Saat itu aku sendiri. Tak ada orang lain di sampingku. Sendiri.

Aku takut melangkah dengan setiap keputusan yang aku ambil. Ingin menjadi tegar dan tegas. Namun tak pernah bisa. Tak ada secercah sinar harapan yang kutemukan saat aku mencari-cari terang itu. Ia bersembunyi. Hingga aku sendiri. Sendiri.

Aku ingin seseorang untuk bersandar. Seseorang untuk berpegangan. Seseorang yang menopangku. Menopang jalanku yang terseok-seok. Sepertinya hidupku sudah lama berakhir. Hanya ingin menemukan terang. Terang, kamu di mana? Aku mencarimu...
Read More..

=w.a.n.i.t.a.s.h.o.l.e.h.a.h=

15.12 Posted In Edit This 0 Comments »
Perhiasan yang paling indah
bagi seorang abdi Allah
Itulah ia wanita sholehah
Ia menghiasi dunia
Itulah ia wanita sholehah
Ia menghiasi dunia
Aurat ditutup demi kehormatan
Kitab Al Qur’an didaulahkan
Suami mereka ditaatinya
Walau berjualan di rumah saja
Karena iman dan juga Islam
Telah menjadi keyakinan
Jiwa raga mampu di korbankan
Harta kemewahan dileburkan
Di dalam kehidupan ini
dia menampakkan kemuliaan
Bagai sekutum mawar yang tegar
Ditengah gelombang kehidupan.
Read More..

..tentang akuuwh..

10.54 Posted In Edit This 2 Comments »
Aku. Aku. Aku. Hhh.. Aku terlalu sibuk dengan duniaku sendiri. Baru kusadari betapa sempitnya duniaku! Hanya aku, aku, dan aku seorang diri. Lagi-lagi tentang aku dan tentang aku.

Ketika kubuka mataku, sejauh mataku memandang, ternyata dunia ini lebih indah dari sekedar hitam dan putih. Di ujung pandangku ada garis cakrawala yang membiru luas. Kulihat lagi sinar matahari yang kuning cerah, angin yang bertiup, suara kicauan burung, gemercik air yang jatuh di antara bebatuan. Indah, ketika aku melihat ke luar.

Tidak hanya diriku sendiri. Aku melihat senyum seorang anak kecil yang melambaikan tangannya untukku. Dan saat itu pertama kali aku bisa tersenyum kembali. Lembutnya angin membelaiku. Kuhirup nafas sedalam-dalamnya, lalu kuhembuskan pelan-pelan.

Aaah… Lega sekali rasanya. .


Seakan semua beban pikiran dan bimbangku yang selama ini menekan kepalaku ikut terbuang dalam hembusan nafasku. Aku berjalan lagi, lalu duduk di tepi kolam taman itu. Kuraup sedikit airnya. Sejuk hatiku waktu menyentuhnya.

Seakan air itu membasuh semua lelahku. Kini benar-benar kusadari aku telah membutakan mataku sendiri dan mengurung diriku sendiri dalam sangkar emas keegoisanku. Aku telah buta terhadap dunia sekitarku. Dan betapa terkejutnya aku ketika kusadari selama ini telah kubuang waktuku sia-sia. Selama ini, hanya kupikirkan tentang diriku sendiri. Sementara di sekitarku, banyak orang yang menantiku, banyak orang yang mengharapkan senyumku, perhatianku, cintaku… Aku telah hidup untukku sendiri. Seakan aku hidup seorang diri di dunia ini. Tanpa orang lain di sampingku. Kusadar aku keliru. Kini aku mencoba melangkah lagi, namun kali ini aku tak mau menunduk lagi. Aku akan berjalan tegap dan melihat sekelilingku, sejauh mataku bisa memandangnya.
Read More..